Zikreet, Mystery Village and Film City

Update:

Checkout my recent visit and route map to Film City.

The story has it that a film setting was made in the middle of desert to mock up an ancient Arabian village. I couldn’t find any information on what the film is (do you know?). We visited this setting, called Film City, during Christmas holiday. This was our second attempt, now with a real GPS-man. Of course there was no detour and no lost. On the way to Film City we stopped by at Mystery Village – still don’t know what does make it mysterious. We ended our trip by having a barbeque party on the Zikreet beach. What a trip!

Film city can be reached from Doha by following a Doha – Dukhan road (about 90 km) then turn right when you see Zikreet route sign. Pass the intersection until you find out a small village (see picture below). Turn right then left, or go straight will bring you pass a small camel area. Follow the track. It is safer to bring along a GPS-man (somebody who has visited the area, at least for two or more). I might be lost if I were to find out by myself. Total trip may take 1-2 hours from the last village depending upon how many photo stops you make along the way. Although a sedan type car can pass the route but an SUV is recommended. There is a softer path of the route you need to be careful with. Have a safe and nice trip!

Coordinates:

– Zekreet exit from Dukhan Highway: 25 26’22.6″N 50 51’50.5″E

– Zekreet Mosque 25 29’07.41″N 50 50’48.22″E

– Film City: 25 34’41.61″N 50 50’46.65″E

– Mystery Village: 25 35’11.67″N 50 50’10.29″E

Inside Film City
Inside Film City
Film City
Film City
Film City (as seen from a tower)
Fim City - Inside Overhead Bridge
Film City - Mosque Tower
Film City - Mosque Tower
Film City - looking through the holeFilm City - a typical house
Mystery Village
Mystery Village - a hut on top of rock
Zikreet - last village prior to entering the desert
Zikreet Beach - clear and pristine water
Zikreet Beach - caravan on the background
Hat-off for our GPS-am (cum barbeque server?) - Agung for without him we might be lost again
Hat-off for our GPS-man (cum barbeque server?) - Agung for without him we might be lost again
Me, Sunset & Zikreet Beach - (with after-shoot touch)
Me, Sunset & Zikreet Beach
Gak ada lo gak rame! - 40+ Indonesian
The more the merrier - 40+ Indonesian

Kilas Balik Satu Bulan Pertama

Tepat satu bulan yang lalu, aku mendarat kedua kalinya di Qatar (26 Nov, 05.10 AM). Aku anggap pendaratan kedua ini sebagai titik nol hidup dan bekerja di Qatar.

Kilas balik selama satu bulan, berikut apa yang dirasakan, sudah dicapai dan dilakukan:

·         Mendapatkan gaji pertama! (24 Dec) dengan angka yang seharusnya aku dapat dari hampir tiga bulan bekerja di Indonesia

·         Menyelesaikan Medical Test (1 Dec) dan Finger Print (23 Dec) untuk Residence Permit application.

·         Pindah dari hotel ke temporary accommodation (Tatweer)

·         Membeli Hala card, pre-paid GMS service dari Qtel

·         Membuka bank account, menerima kartu atm QNB, dan menerima salary advance

·         Mendapatkan userid, email, PC, internet access, 30-day RLIC access

·         Menyelesaikan beberapa tugas dari kantor, mendapatkan tanggung jawab utama beberapa activities section

·         Merasa beruntung mendapatkan leader (Section Head) seperti Hasan

·         Menyelesaikan beberapa mandatory training

·         Berhubungan dengan teman-teman lama: Igo, Wemphy & Adi Wahono (Unocal/Chevron), Hendi & Sunowo (TK ’93 ITB)

·         Mendapatkan teman-teman baru: Ilham, Arie, Ajat, Taufiq, Henry, Harlan, Edwin, Roso, Edy, Nisi, Ismoyo, Riswan, Ruri, Sukri, Yadi, Endang (Qatargas), Agung (Rasgas), Willy (Harley Davidson), Eko (BNI), Emil (Nokia), Karim (Qatar Airways), Sanggam (Oxy)

·         Membeli laptop baru dan aksesorisnya untuk kerja dan YM-an

·         Pergi ke beberapa mal: City Center, Landmark, Villagio, Royal Plaza, dan Souqs

·         Mengganti lensa kacamata dan pesan prescription safety glasses

·         Menggunakan bus kota beberapa jalur: 32, 56, 156, 76 dengan kelebihan berhenti beberapa kali!

·         Makan di Restaurant Indonesia: Minang & Qatindo

·         Pergi ke Dukhan, Zikreet dan Film City, serta Doha Gulf Club

·         Pergi hunting di Doha Port

·         Menyaksikan National Day Celebration

·         Pake taksi gelap dengan Indian drivers, dan Qatari, taxi resmi (Karwa) dan taxi limusin

·         Merasakan perjalanan 80-km ke kantor di Ras Laffan sebagai ‘piece of cake’

·         Merasakan titik nadir ‘rejection period’ – benarkah keputusan ini? Dan recover dari situasi

·         Berada jauh, merasakan betapa (semakin) sayangnya aku terhadap isteri dan anak-anak dan sebaliknya

·         Tahu beberapa frase percakapan Bahasa Arab

·         Sudah mulai familiar dengan traffic sign dan maneuver di roundabout

·         Sudah mulai mengincar mobil yang akan dibeli

 

Satu bulan ke depan, tugas berat menanti. Beberapa target utama saya adalah:

·         Mengikuti  driving school, test dan mendapatkan SIM

·         Mendapatkan Residence Permit

·         Menyelesaikan Family Visa dan reservasi tiket mobilisasi

·         Mendapatkan permanent ID pass (RLIC dan Qatargas) setelah dapat RP

·         Mendapatkan konfirmasi permanent accommodation

·         Menjual rumah dan mobil di Balikpapan

·         Mendaftar ke sekolah (setelah konfirmasi akomodasi)

·         Membuat rencana tahunan 2009 untuk section dan development program untuk Developee di bawahku

·         Menyelesaikan semua mandatory training

 

 

 

Qatar through the Lens 3 – Road, Rock & Desert

Aku selalu mengagumi komposisi warna yang disediakan Yang Maha Indah di Qatar. Langit biru nan jernih, daratan monokrom yang monoton, dan kesatuan simplicity. Gambar berikut diambil dari perjalanan menuju Zikreet – yang tak tercapai. Zikreet berada di dekat Dukhan, 90 km barat Doha.

Road to Dukhan
Road to Dukhan
On the road to Zikreet
On the road to Zikreet

 

The Rock - somewhere near Borouq
The Rock - somewhere on the way to Ras Abrouq Beach
Sunset on Ras Abrouq Beach
Sunset on Ras Abrouq Beach
The Rock and The TKI
The Rock and The TKI

18 December – Qatar National Day

Tahun ini adalah tahun kedua Qatar memperingati  National Day-nya tanggal 18 December setelah Heir Apparent HH Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengeluarkan undang-undang penjadualan ulang national day tahun kemarin.

Sampai tahun 2006, Qatar memperingati National Day pada 3 September menandai kemerdekaannya di tahun 1971 dari dominasi berabad-abad oleh Ottoman dan British empires.

Tanggal 18 Dec dipilih untuk mengenang hari bersejarah di tahun 1878 ketika Shaikh Jasim, pendiri the State of Qatar, melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Shaikh Muhammad Bin Thani, sebagai penguasa dan pemimpin negara menuju persatuan.

Minggu Ketiga

Hari ke-15: 10 Dec 08 – Thanks to Technologies!

Hari terakhir libur panjang Eid Adha. Gak ada rencana keluar. Pagi jalan sekitar complex, penasaran lihat kolam renang kecil di tengah complex. Airnya sepertinya agak kotor, jarang dikuras mungkin. Balik ke rumah, review semua informasi tentang sekolah. Lumayan ada beberapa yang dijadiin sasaran.

Agak siangan, baca NFPA 59A LNG, ampe ketiduran J…dingin sih apalagi bacanya ambil tiduran. Lalu masak dan makan siang sambil nonton Al Jazeera news. Check email Yahoo bentar….oprek laptop…

Malam, seperti biasa, online sama Bunda. Duh baru kerasa manfaat teknologi….kebayang dulu orang berpisah tanpa tahu kondisi masing-masing, cuman dari surat/kartu pos/telegram dengan delay waktu yang lama, kemudian email dan telepon, kemudian sms, dan sekarang chatting dan webcam. Thanks to whoever invented those technologies! Inget kuliah Konsep Teknologi bahwa salah satu benefit dari teknologi adalah waktu! Teknologi mempersingkat waktu yang kita perlukan. Bener juga dari information delay mingguan, harian, jam sampai akhirnya real time.

Hari ke-16: 11 Dec 08 – Great Contributor dan Bus Pertama

Head-ku tadi memuji kerjaanku setelah aku memberikan pertimbangan LP engineering mengenai masalah loading GTL diesel pada kondisi low atau no wind. Padahal menurutku tidak seberapa, toh tinggal cari dari tumpukan GB library dan standards yang aku kumpulin, plus Tanya Mbah Google. Ujung-ujungnya sore dia ngasih kerjaan ke aku mengenai process safety performance indicators. Deadline seminggu…..Hmmm…ternyata QG cukup bagus dalam men-track process safety performance di samping conventional occupational safety.

Oh ya hari ini aku mencoba ikut shuttle bus (minibus 20 seat). Sebenarnya ada beberapa bus yang mampirin Tatweer compound, tapi tujuannya beda-beda. Ada yang ke MCR, ada yang ke Refinery, ESU Office, MCR, Training Center, Ras Gas Office dll. Yang ke arah main office atau HQ at least ada dua. Yang 5.45 pake bus besar dan 6.00 pake mini bus. Aku pake yang terakhir. Yang paling pagi 5.15 buat mereka yang kerja shift di operation atau control room. Biarpun berangkat pagi ternyata nyampe HQ tetap aja jam 7.30. Agak macet pas masuk ke RLIC. Anehnya pulangnya cuman satu jam. Berangkat jam 3.30 sharp dari Training Center nyampe kamar masih jam 4.30.

Chatting sama Faiq, dianya dah kepengen banget ke Qatar. Selain karena kangen juga karena rumah sering mati listrik……penyakit Balikpapan.

Hari ke-17: 12 Dec 08 – Kepentok Family Day!

Gara-garanya semuanya lupa kalo family day  diterapkan juga di Qatar Museum of Islamic Arts – tempat yang kita jadikan sasaran hunting foto. Jadinya kita mengalihkan perburuan ke dermaga/jetty dekat dengan Doha Ports. Di situ banyak orang yang mancing atau sekedar menghirup udara segar sore sambil menikmati hilir mudik boat dan bulan yang hampir purnama.

Malam sebelumnya aku udah kontak Igo kalau2 dia ada acara besok untuk aku ajakin hunting foto. Ternyata doi punya  acara mancing pagi-pagi dan bisanya sore jam 4. Perfect. Apalagi museum baru buka jam 2. Pagi agak siang aku woro-woro di milist tentangqatar untuk cari kawan lain yang mungkin tertarik. Pak Eko Kristianto dari BNI ternyata tertarik join. Kita ketemuan di Al Ghanim Bus Terminal di depan Qatindo – toko Qatar – Indonesia jam 3.30 PM. You know what? Semuanya ternyata pake kamera Nikon D60! Meski dengan lensa berbeda: Igo dengan 18-200 Nikon, aku dengan Sigma 18-200, dan Pak Eko dengan lensa kit Nikon 18-55. Di sekililing kita sudah tumplek bek itu orang-orang India, Filipina, Pakistan, Bangladesh, di trotoar, di terminal, di area terbuka, di tempat pengiriman uang. Persis kayak pasar malam or karnaval.

Jalan ke arah museum kita dicegat polisi syariah yang bilangin kagak boleh masuk ke area taman karena family day dan disuruh muter. Eh diujung jalan muter, pas di depan QNB building dekat Museum, ada polisi yang sama yang gak ngebolehin kita masuk. Baru bisa jam 6 katanya! Duh, sialnya jadi single status….

All in all, good start lah buat awalan. Bisa diulang lagi tapi dengan planning yang lebih baik terutama mengkonsider family day!

Aku balik jam 5 karena dah janjian jam 6 untuk YM-an dengan Bunda. Naik bis yang sama (bis 156) dengan perginya, bis sempet jalan merayap di sekitaran souq, ada mungkin 20 menit (padahal perginya 20 menit dah nyampe). 10 menit kemudian bis dengan tariff 3 riyal ini dah nyampe di area Kulaib deket rumah, tapi kok ke arah Madinat. Gawat kalo kebablasan. Akhirnya aku turun di halte terdekat, dan jalan ke rumah. Perlu another 5 menit untuk jalan ke rumah. Nyampe rumah dah jam 6.16. Untungnya Bunda masih sabar menunggu untuk YM-an yang senantiasa mengasyikkan ini.

Hari ke-18: 13 Dec 08 Reward Yourself!

Reward your self. Memang begitu seharusnya. Kadangkala kita perlu menghargai diri kita sendiri. Kerja keras sepanjang pagi ngerjain tugas kantor, sorenya aku treat diriku untuk jalan, dan shopping. Meski cuman ke city center doang. Beli accessories gadget, buku, dan hei….bumbu-bumbu!

Sepanjang Sabtu pagi itu, aku berkutat dengan Process Safety Performance Indicators, tugas dari Head yang diberikan Kamis sebelumnya. Untunglah, aku berhasil mencerna dengan baik dan mencatat poin-poin yang perlu diklarifikasi untuk hari Minggu nanti. Code terpecahkan istilahnya. Jam 11-an kerjaan selesai, waktunya mandi makan dan istirahat. Janjian ama anak-anak untuk YM! sore waktu wita. Sambil nunggu – mereka ternyata tidurnya lama betul – aku ngutak-atik foto selama di Qatar untuk nantinya diupload di wordpress.

Pas YM! Anak-anak keliatan seneng betul. Lagi-lagi mereka bilang kangen dan pengen segera ketemu ayahnya. Dedek yang jarang chatting keliatan lucu banget. Nongol-nongolin mukanya di depan webcam. Sambil ngetik yang bisanya cuman nulis nama-nama keluarga.

Malam aku upload beberapa gambar ke wordpressku. Lumayan lah untuk ngisi setelah sekian lama ditinggal websitenya gak keurus.

Hari ke-19: 14 Dec 08 – Salary Advance

Sepanjang pagi di kantor, ngerjain dan update performance indicators untuk Sep Oct dan Nov 2008. Pergantian leader di section membuat tiga bulan terakhir performance indicators tidak terurus. Ditambah dengan skinnynya resources di department.

Salary advance sudah bisa diambil, diperkuat ama email dari accounting. Aku pergi ke Personnel Admin mengambil voucher untuk dicairkan di QNB di lantai 1. Sebenarnya gak perlu-perlu amat sih. Uang bawaan masih cukup. Tapi, kenapa nggak? Salary advance bisa diambil maksimum 50% dari gaji bulanan.

Besok aku mau ikut plant safety tour jadi siangnya sibuk nyari PPE dan beresin H2S card.

Hari ke-20: 15 Dec 08

Dipimpin oleh Hasan dan Tawfeeq (Head and Lead LP) plant tour section Loss Prevention Engineering dilakukan ke Upstream Area (Internal receiving) di Ras Laffant plant. Upstream Area merupakan fasilitas penerimaan gas dari offshore. Ada slug catcher, condensate separator, gas compressors, dan control room. Upstream Area boleh dibilang agak mandiri. Ia memiliki system utilitas sendiri, flare sendiri, jika dibandingkan dengan train yang diinstall kemudian yang menjadikan satu system utilitas dan flare untuk service beberapa train. Tidak aneh karena upstream area ada lebih dahulu jauh sebelum train LNG dibangun. Untuk keluar/masuk plant, pekerja harus men-tap proximity card di entrance gate yang dijaga security. Sebelum masuk, Security juga akan mengecek apakah kita punya H2S/BA certificate.

Hari ini aku juga ngecek status RP yang ternyata belum ada schedule untuk fingerprinting. Dibilangnya minggu depan. First thing in the Sunday morning, I must call them.

Siang-siang, aku discuss dengan Tawfeed mengenai rencana merevisi dan membuat prosedur risk assessment. Sebenarnya sudah ada cuman kita melihat lagi overlapping antar prosedur, keberlakuan risk matrix, dan penyederhanaan prosedur tanpa mengurangi isinya.

Hari ke-21: 16 Dec 08 – Developee

Aku discuss banyak dengan Hasan mengenai development program untuk developee. Developee adalah fresh graduate Qatari yang dihire dengan maksud menjadi penerima transfer teknologi dan knowledge dari para expat. Surprisingly, developee di sectionku ditaruh di bawahku. Artinya ia report ke aku dan aku mesti oversee dan make sure program developmentnya berjalan. Pada banyak kasus menurut Hasan, Qatari yang masuk less motivated jadi mempersulit section head untuk mengaccelerate developement program. BTW, Hasan adalah Qatari juga. Nah, developee di sectionku ini lulusan Ohio State University. Orangnya outgoing, Bahasa Inggris-nya bagus. Yang jadi tantangan adalah background pendidikan. Developee di LP berasal dari teknik industry. Mungkin agak sulit, tapi kita berdua yakin bisa. Development program untuk developee ini akan jadi salah satu objectiveku di tahun 2009. Kita discuss mengenai training yang diperlukan, hands-on job, dan rencana mengirimkan dia ke master of safety engineering di Univeristy of Sheffield, UK (sama seperti yang dulu dialami Hasan).

Hari ini aku juga kasih input mengenai crisis management drill yang aku ikuti 4 Dec dulu ke Samir – Emergency Coordinator. Yang aku kasih ke dia, areas of  strength, low hanging fruit dan improvement opportunities.

Di kantin ketemu orang Indo: Mas Edy Suhendra, dari scheduling LNG. Duduk satu meja, lumayanlah ngobrol banyak hal yang bantu sebagai orang yang baru. Dapet email dari Mas Taufiq, diajakin ke Zikreet hari Jumat, plus malemnya nonton light show dan fireworks.

Qatar through the Lens

Beberapa cuplikan Qatar dari lensa:

It's a shopping day!
It's a shopping day!

 

Worker's Day A tourist looked at a map with crowds of workers flocking Al Fardan Exchange/Center on the background on a busy Friday on 12 Dec 08
Worker's Day A tourist looked at a map with crowds of workers flocking Al Fardan Exchange/Center on the background on a busy Friday on 12 Dec 08
People Crossing
Qatar's Traffic Sign: People Crossing

 

Souq Sign - You haven't been to Qatar if you missed visiting Souqs
Souq Sign - You haven't been to Qatar if you missed visiting Souqs

 

Mosque Tower
Mosque Tower
Qatar Museum of Islamic Art
Qatar Museum of Islamic Art
Full moon over Doha Port
Full moon over Doha Port
Cool weather attracts residents to enjoy sea breeze at jetty near Doha Port (Dec 12, 08)
Cool weather attracts residents to enjoy sea breeze at jetty near Doha Port (Dec 12, 08)

Cuaca dan Waktu Sholat

Cuaca dan Waktu Sholat

(dikutip dari Koran local, 8 Dec 2008)

Weather Today

Sunrise 6:12 AM

Sunset  4:45 PM

High temperature 22 C Low temperature 16 C

Wind 7 mph Visibility moderate

Pressure 1018 mb Relative Humidity 22%

Prayer Timing, 8 Dec 2008

Fajr 4:42 AM Dhuhr 11:26 AM Asr 2:25 PM Maghrib 4:45 PM Isha 6:15 PM

Lesson Learned and Best Practices

Lesson Learned and Best Practices….

More to come as they’re found:

1.       Expect for the Best, Prepare for the Worst. Akan ada pasti excitement di awal-awal pertama, masa bulan madu tapi kemudian bisa muncul rasa frustasi di awal-awal harus settling, kesepian yang menyiksa, kerinduan akan keluarga di Indonesia, sampai bisa timbul pertanyaan: Benarkah keputusan yang sudah aku ambil ini? Andai saja aku tidak memutuskan ke sini?  Satu yang pasti, keep forward, never lookback! Percayalah, badai pasti berlalu dan dia tidak akan menenggelamkan Anda kalau sebelum berangkat Anda memastikan quote Expect for the Best, Prepare for the Worst dipahami benar.

 

Expect for the best memotivasi Anda untuk menjalani hari-hari sulit, memastikan niat Anda kembali bahwa Anda ke sini untuk sesuatu yang Anda yakini lebih baik, dan mendorong Anda untuk menampilkan performance yang terbaik. Prepare for the worst membantu Anda memanage risks yang bisa membuat Anda gagal dan menyusun risk mitigationnya. Apa risks yang bisa timbul? Gali dari pengalaman yang lain, dapatkan informasi sebanyak-banyaknya (internet, buku, teman, peta, milist, etc.) dan seringlah bertanya  (Anda tidak harus menjadi yang pertama untuk mengalami sesuatu). Adakah di antara yang ini: cuaca panas, home sick, kesepian, frustasi, mencari sekolah, mencari rumah, masalah imigrasi, masalah bahasa, makanan, driving test, driving, cultural shock, working environment, discrimination, pay, work, family acclimatization, new environment?

2.       Bawa Laptop, atau beli kalau belum punya. Cukup membantu mengatasi rasa sepi, membantu berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia (i.e. via Skype or Messengers), atau ngerjain kerjaan kantor kalau senggang (senggang kok ngerjain tugas kantor!), atau sekedar beresin file-file yang menumpuk – hasil download habis2an?, atau lihat dan rapiin foto-foto yang selama ini Anda abaikan.

3.       Membawa handphone Dual GSM cukup berguna, satu nomer Qatar satu nomer Indonesia yang masih perlu di-maintain.

4.       Ikut milist orang-orang Indo yang ada di Qatar, bahkan sebelum Anda pergi ke Qatar, untuk dapetin pengalaman mereka sebelumnya atau dapetin temen baru seperantauan.

5.       Minta kawan Anda membelikan buku Marhaba. Atau Anda beli sendiri buku lainnya yang bagus: The Complete Resident’s Guide – Qatar. Berisi semua informasi yang Anda butuhkan tentang living, working, and enjoying Qatar. Baca sebelum Anda menandatangani offer!

6.       Jangan matikan hobby Anda. Kalau anda hobi mancing sebelumnya di Indonesia, teruskan di sini. Hobi fotografi? Kesempatan mengeksplor sisi unik Qatar yang belum tentu semua orang mendapatkannya. Atau hobi bersepeda? Kalo Anda kuat sih…..saya tidak.

7.       Pelajari Bahasa Arab sederhana dan etiket setempat. Bahasa Inggris dipergunakan secara luas, akan tetapi menggunakan sedikit Bahasa Arab dengan orang local dan ditambah dengan pemahaman etiket setempat (Do and Don’t) membantu Anda untuk diperlakukan dan diterima dengan baik  di lingkungan yang baru, or at least Anda tidak menjadi malu karena melakukan sesuatu yang kurang layak menurut budaya setempat. Anda tentu masih ingat peribahasa Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Tahukah Anda bahwa Anda tidak disarankan untuk bertanya (misalnya arah jalan) kepada orang wanita local? Shukran……….Aafwan.

8.       (to be continued)

Tingginya Laju Perceraian di Qatar

(dari Koran Peninsula – Koran local berbahasa Inggris – 6 Dec 08)

Angka yang dikeluarkan oleh QSA menunjukkan bahwa meskipun ada 3,206 pernikahan tahun lalu, sebanyak 1,000 perceraian juga terjadi. Menurut seorang analyst, Qatar memiliki laju perceraian yang terbesar di dunia lebih dari Eropa. Di sini 38 percent sementara Eropa 32 percent. Penyebabnya disinyalir berupa pernikahan yang bermasalah, pernikahan yang diatur, dan intervensi keluarga ke masalah pribadi pasangan. Umumnya pihak laki dan perempuan tidak saling mengenal sebelum menikah.Mereka paling bisa melihat satu sama lain tapi tidak saling bicara dan berinteraksi satu sama lain karena berbicara dan bertemu sebelum menikah hal yang tabu di sini. Jadi begitu mereka memulai hidup, perselisihan muncul.

Warga lokal menyukai pernikahan dalam suku atau lingkaran keluarga mereka, jadi jika ada gadis cantik dan rumahan, peluangnya adalah pihak terdekat keluarga akan meminta buat anaknya. Orang di luar lingkaran keluarga tidak akan datang untuk mengenalnya sehingga pernikahannya di luar suku dan keluarganya tidak mungkin. Salah satu dampak negative pernikahan di lingkar keluarga adalah meningkatnya jumlah anak dengan kebutuhan khusus