Menjemput Impian

….kan ku jemput dikau sang puteri pada saatnya nanti….(Kla Project, Menjemput Impian)

And the time is now. Aku lagi balik menjemput keluarga dan mengurus semua urusan perpindahan selama delapan hari di Indonesia. Berangkat 19 Februari malam, aku akan balik lagi ke Doha 28 Feb 2009.

[Check back in the next few days with more stories from my trip, I am veryvery busy now….he…he…doain semua urusan beres]

Jika kau jauh: the emotional cycle of deployment

Berada jauh dari pasangan untuk waktu yang lama jelas membawa konsekuensi emotional. Apalagi mereka yang punya siklus pergi-bertemu regular dengan jeda pergi lama dan ketemu yang singkat. Banyak rekan yang bekerja pada plant yang masih dalam tahap konstruksi tidak diperkenankan membawa keluarga, tapi dikasih fasilitas pulang setiap 3 bulan untuk 10-14 hari. Ada juga yang mungkin sudah berbulan/tahun tidak pulang lalu pulang untuk 1-2 bulan dan pergi lagi. Ketika bertemu pun pasangan membutuhkan beberapa waktu untuk resettle – karena begitu banyak yang terjadi dalam sekian bulan dan pasangan punya banyak hal untuk dikejar . Siklus seperti ini mengaduk-aduk emotional dan ikatan antar pasangan.

Bagaimana sih siklus emotional pasangan dengan kondisi seperti ini?

Contoh yang paling mudah adalah tentara, yang dikirim ke daerah konflik (deployment) untuk say 6 bulan atau lebih, kemudian pulang tapi belum sempat establish relationship yang semula sudah disuruh pergi lagi. At some point pekerja dengan ritme seperti tentara juga mengalami hal yang mirip.

Stage 1: Anticipation of loss

Typically occurs four to six weeks before the partner leave, and is a period marked by increasing tension – which allows emotional distance between two.

Stage 2: Detachment and withdrawal

Happens in the final days before departure. Couple feels that they should be enjoying the last few days but feel a sense of despair and hopelessness. Sexual intimacy can be difficult, and partners often feel that they want to get on with the leaving part.

Stage 3: Emotional disorganization

The first six weeks after departure. Initial sense of relief, followed by guilt, numbness, aimlessness, and loss of purpose for one left behind. New routines must be established – feelings of being overwhelmed and difficulty sleeping/excessive sleeping are common. The deployed partner feels loneliness and frustration.

Stage 4: Recovery and stabilization

The partner at home starts to cope, and adopt the role of “single spouse”. New freedoms emerges, stress  levels drop and the separation becomes bearable.

Stage 5: Anticipation of homecoming

Happens up to six weeks before homecoming. Can be a time of mixed emotions, such as apprehension or excitement. Those returning may be worried how they will be accepted. Restlessness and confusion may occur.

Stage 6: Renegotiation of marriage

Occurs up to six weeks after reunion. Couples are together physically, but not necessarily emotionally. Some left behind may feel a loss of freedom and independence. There may be feelings of being disorganized and out of control. Sexual relations may seem frightening. Couples need time together to become reacquainted before they can expect true intimacy.

Stage 7: Reintegration and stabilization

Happens six to 12 weeks after homecoming. New routine have been established, spouses feel relaxed and comfortable together again.

Lalu apakah hubungan seperti ini selalu berarti hal yang buruk? Tidak selalu – seperti peribahasa “absence makes the heart grow fonder”.  Menurutku sih yang terbaik adalah usual 5-2 office work cycle. Kalopun harus on-off, siklus 2 weeks on 2 weeks off adalah yang terbaik. Serasa pengantin baru terus, kata temenku.

At the bottom line, setiap orang tahu bahwa kunci dari berada jauh adalah komunikasi. Kadang karena masing-masing tidak mendapatkan kabar secara regular, mereka akan kehilangan perspektif dari dunia masing-masing pasangan. Beruntunglah kita yang sekarang berada dalam gelimang teknologi. SMS, MMS, webcam, email, weblog, dst memberikan banyak opsi untuk berkomunikasi. Yang kedua adalah menekankan niat, bahwa berada jauh ini adalah konsekuensi dari keputusan untuk mendapatkan hal yang lebih baik yang telah diambil bersama dan kita harus konsisten dengan itu. Ketiga, berada jauh bukan alasan memudarnya perasaan kita terhadap pasangan, justeru kita harus mengambil kesempatan dari jauhnya ini. Semacam ujian kesetiaan, ujian romantis, yang kalau lulus that will make the heart grow fonder. Taiye?

(Source: mainly from The Times)

Shell Pearl GTL

Dari Koran The Peninsula, 7 Feb 2009 diberitakan bahwa Shell, perusahaan minyak Eropa terbesar kedua, melalui Pearl GTL venture di Qatar (production sharing agreement dengan QP) akan melakukan pengeboran 22 sumur lepas pantai yang akan memasok gas alam ke fasilitas GTLnya di Qatar.

Shell.com)
Pearl GTL under construction, 3 Feb 09 (Source: Shell.com)

 

Pearl GTL merupakan venture GTL terbesar di dunia, dikembangkan berdasarkan skala yang lebih kecil dari plant GTL di Bintulu, Malaysia. Shell akan mengebor masing-masing 11 sumur di dua platform yang terletak 60 kilometer offshore di North Field pada kedalaman 40 meter. Pearl GTL yang akan startup pada akhir decade ini akan menghasilkan 140 ribu barel bahan bakar cair dan 120 ribu barel kondensat dan LPG dari konversi 1.6BCFD gas alam.

Shell berencana meng-counter lost output di Nigeria dan Russia dengan melakukan penambangan pasir minyak (oil shale) di Kanada dan mengembangkan venture di Qatar. [Namun menurut temenku yang kerja di sana, proyek GTL yang ambisius ini sudah sangat overbudget, dan rencana oil shale juga kemungkinan ditunda akibat krisis ekonomi].

Sebanyak kurang lebih 40,000 orang bekerja membangun GTL plant di Ras Laffan, Qatar dan 2 juta tons prefabricated parts sedang menuju ke site. Sementara 12 reaktor yang digunakan untuk membuat GTL telah dipasang. Kontraktor utamanya adalah KBR dan JGC Corporation.

Kita tunggu aksi dari the world’s biggest GTL venture ini……

Enaknya bawa souvenir apa dari Qatar?

Pulang kampung tanpa membawa oleh-oleh serasa kurang afdhal. Akhirnya oleh-oleh atau souvenir menjadi barang wajib yang harus dibawa. Dan menjelang aku pulang tanggal 19 Feb nanti untuk menjemput keluarga, aku sempat kebingungan mendapatkan souvenir ini. Untungnya, banyak tempat bertanya semisal di qatarliving, milist atau sama temen yang sebelumnya beli. Kesulitannya, karena beli dalam jumlah banyak untuk dikasihkan ke banyak temen mengingat kami akan go for good.

Apa sih souvenir yang bisa kita bawa dari Qatar? Hmm…pertanyaan sulit karena susah menentukan apa yang khas Qatar, Anda mungkin end up dengan membawa oleh oleh khas Timur Tengah…tidak apa-apa…toh masih berbau-bau arab. Kalo mau yang jelas-jelas Qatar ya cari yang ada tulisan Qatarnya :p [tapi bener lho, sampai-sampai ada toko souvenir di Souq waqif nulisin dengan spidol miniature onta, maksa banget]. Kebanyakan souvenir di sini disupply dari India, UAE atau KSA. Yang asli Made in Qatar sangat sulit ditemui. Kurma, dhow, atau falcon hood hanya sedikit di antaranya.

Kecuali ada yang spesifik diminta,  list berikut memuat souvenir yang ‘aman’ dalam arti bisa diterima oleh semua orang:

1. Halawa (semacam permen manis)

2. A dullah (traditional coffee pot with a set of small kahwa cups (for Arabic coffee).

3. A traditional incense burner with stamp State of Qatar

4. Gold jewellery with a Gulf design

5. A sword used for ardha (Traditional sword dance performed at celebrations)

6. Good quality dates

7. An abaya with shayla and a thobe with igal and guttra(headgear)

8. A hardback coffee table book about Qatar

9. Gulf style ‘Russian dolls” available from the souq or Hallmark shops

10. Fridge magnet, gantungan kunci, pulpen atau alas gelas

11. Miniature Dhow

12. Pearl

13. Persian carpet atau miniaturnya (untuk mouse pad atau pajangan)

14. Arabic perfumes

15. Traditional cushion

16. Mini camel both from plastic or metal (with mini desert, and sand dunes, …..becanda)

17. Gold or silver necklaces with their names in Arabic and the swirly rings

18. A carved camel bone

19. Lamp holder and mini tea set

20. Arabic music

21. Coklat

22. Arabian men money box (dari kayu susun tiga itu loh..yang kecil bisa masuk ke yang besar.)

23. Mini Al Quran in a woodbox

24. Jewelry box

25. Alladin lamp

26. Kain-kain

27. Plate with Qatar picture (with stand or hanger)

28. Mini shisha

29. Crystal

30. T-shirt

 

Tempat beli:

         Souq Waqif, di tepi koridor utama untuk souvenir khas, dan barang antik. Di dalam souq ini dan souq lainnya Anda bisa menemukan  kain dan madu.

          Expo Center, City Center Lt.2, di atasnya toko East, belok kiri dari escalator main entrance. Harganya fairly competitive, sayangnya toko ini tidak memberikan kotak pembungkus.

          Carrefour, Lulu Hypermarket, Lulu Center, Dasman Center (untuk coklat, kurma, kaos). Bateel International di City Center bisa dikunjungi untuk coklat

          Hallmark (menyediakan secara terbatas kaos, boneka onta, patung onta, mug, kartu)

          Kios-kios di tengah-tengah selasar mall (ada beberapa, salah satunya Qatar Souvenirs)

          Gold Souq (dekat Al Ghanim bus station) untuk perhiasan emas

          Al Rawnaq (dekat airport)

Kalo kepepet:

          Drugstore Hotel ( Coba ke drugstores Hotel Al Sadd Merweb,atau Ramada, barangnya unik dan bervariasi, cuman agak mahal dari biasanya)

          Doha International Airport Duty Free (tidak banyak yang bisa diarepin, tapi coklat dan perfumes bisa jadi pilihan, jadi jangan overestimate).

          Airline Inflight Shop (at least bisa beli miniature pesawat min.QR45 :p ).

Tempat di Souq Waqif yang menjual souvenirs
Tempat di Souq Waqif yang menjual souvenirs

 

 

Salah satu lagi, jangan lupa meng-estimate berat bawaan bagasi. Kelas ekonomi dari sini biasanya cuman kasih 20 kg allowance. Bisa-bisa bayar excess baggage. Makanya banyakin cari souvenir yang kecil, dan ringan daripada yang berat dan makan tempat. Untuk mass souvenir, pulpen, gantungan kunci , fridge magnet, coaster atau piringan dengan stand bisa dipertimbangkan, pun dengan onta plastik kecil (dengan atau tanpa klip foto) bertuliskan Qatar. Bentuknya yang kecil dan ringan, dan harganya yang bersahabat dengan kantong kira-kira QR5-10, menjadi alasannya. Atau bagaimana dengan Al Quran mini dalam kotak kayu (QR14) atau kotak perhiasan kecil (QR6 & 8)? (cari di Expo Center di City Center). Mug harganya murah (Souq Waqif: QR10-15, Qatar Souvenirs: QR30+) tapi agak berat dan besar.  Bagaimana dengan kaos? Kaos yang dijual di Carrefour (QR25-35) menurutku desainnya norak, monoton dan kualitasnya jelek. Coba cari kaos di kios-kios di tengah selasar di Villagio atau di Hallmark (City Center atau Landmark Mall). Desainnya dan kualitasnya lebih bagus biarpun agak lebih mahal (QR55 atau QR75, yang QR75 biasanya beli 2 dapat 3).

Untuk yang special dan agak lebih mahal, bisa Anda bawa onta dari logam yang agak besar (dari QR30-60), miniature coffee pot, miniature shisha,  Arabian men money box (QR40-60), lampu alladin logam (QR20-40), boneka onta centil (pink) dari kain (mungkin sekitaran QR40-60). Mau yang mewah (yang harganya bisa sampai ratusan rial), bisa bawa miniature dhow (perahu), pedang (jangan lupa minta slip dari toko untuk bebas dari custom check), perhiasan mutiara (pearl), atau perhiasan emas dengan tulisan Arab.

Untuk makanan, coklat isi kurma, atau biscuit isi kurma bisa dibawa. Harganya mulai dari QR5 kemasan kecil sampai puluhan mendekati seratus untuk kemasan besar dan mewah.

Selamat berburu!

Cute camel souvenirs
Cute camel souvenirs

Kabut

10 Feb 2009 kemarin, Doha berselimut kabut tebal. Dan seperti biasa kabut membawa konsekuensi pada lebih lamanya perjalanan dari biasanya. Kalau pada hari yang cerah bus sampai di headquarter sekitar jam 07.38, karena kabut, bus baru nyampe jam 08.17. Eh tapi pulangnya tetap aja jam 3.30 PM. Kabut menghalangi pandangan pagi itu sampai jarak hanya ratusan meter.

Aku sempet mengambil gambar hari berkabut dan hari tanpa kabut dari tempat yang sama (General Post Office,arah ke City Center) dan waktu yang tepat sama (06.18 AM). Berikut perbandingan gambarnya:

Kabut di area city center (dari arah General Post Office)
Kabut di area city center (dari arah General Post Office)

Dari sumber yang tidak diketahui yang beredar di internet – thanks to the photographer – (kata temenku diambil dari kantor RasGas (?) ), sangat indah melihat gedung-gedung di area city center diselimuti kabut hampir setengah gedung atau bahkan sampai puncaknya. Negeri di awan ceritanya…..

Unknown - thanks to the photographer)
Doha city center area engulfed by thick fog (Source: Unknown - thanks to the photographer)

Kabut menurut Oom Wiki terbentuk kalau perbedaan antara temperatur dan dew point 2.8 C atau kurang, dan biasanya terbentuk pada relative humidity mendekati 100%, meskipun bisa juga terbentuk pada RH kurang dari 100% atau bahkan tidak terbentuk pada RH 100%.
Tahukah Anda di mana daratan paling berkabut? Point Reyes, California, dan Argentina, Newfoundland and Labrador, dengan lebih dari 200 hari berkabut setahunnya. Coba ada 200 hari berkabut di Qatar….bisa telat terus nih….

drag race, wedang jahe dan panning

Kamis malam, 5 Feb 2009, aku sempet nonton Qatar Race Club (QRC) Series Drag Racing Event di QRC drag racing track, Industrial Area, Street 52. Sebanyak 9 event yang digelar Pro Mod, Pro Bike, Super Street Bike, Street Bike, Outlaw 10.5, Top Sportsman, Super Street 8c, Super Street 6c dan 750 Index di ajang selama dua hari ini.Team dari Qatar, Bahrain, UAE, Saudi Arabia dan Kuwait ikut serta dalam event yang juga ronde keempat Arabian Drag Racing League.

Gulf Times)
Drag Race Track Qatar (Sumber: Gulf Times)

 

Nonton sesi kedua yang mulai jam 7 malam, kami (aku dan 6 orang temen) datang jam 8 kurang. Tribun satu penuh tapi ketiga tribun yang lain lengang. Jujur baru kali ini aku liat drag race, jadi ekspektasinya agak tinggi. Sayangnya ekspektasinya tidak terpenuhi. Pertama, letak tribun yang agak jauh dari lintasan membuat susah menikmati mobil, pun kamera teleku gak bisa ngejar…ujung-ujungnya gambarnya kurang tajam..Kedua, desain mobil yang atraktif hanya sedikit. Ketiga, aku masih gagal dalam praktik “panning”*.

Race malam itu membukukan kecepatan tertinggi sebesar 372 km/jam. Waw. No wonder kalo pake kamera biasa dan teknik potret biasa gak ketangkep tuh gambar mobil dengan jelas.

Salah satu mobil peserta drag race (Photo courtesy Oom Opick)
Salah satu mobil peserta drag race (Photo courtesy Oom Opick)

Meski jauh di bawah bayanganku akan drag race yang kayak di tipi-tipi itu tuh….anyway, experience yang lumayan untuk sekedar tahu drag race. Hmmm apalagi di tengah malam yang menembus 13 derajat Celcius, ada wedang jahe panas, kopi panas, kacang dan donat Krispy Kremes….dan satu lagi……pertemanan (Thanks Oom Edy buat Santa Fe & syal penahan dingin, Oom Arie untuk donatnya, Om Roso untuk wedang jahenya, dan Oom Taufik untuk pelajaran teknik “panning”nya).

*Panning adalah teknik fotografi yang digunakan untuk mengambil gambar  obyek bergerak. Teknik ini dicapai dengan menjaga subyek berada dalam posisi yang sama dalam frame selama durasi eksposur. Lamanya eksposur harus cukup panjang sehingga background menjadi blur karena pergerakan kamera ketika mengikuti subyek. Lamanya eksposur yang diperlukan tergantung kepada speed dari obyek yang sedang bergerak, focal length lensa yang digunakan dan jarak antara subyek dan background. Mobil F1 yang sedang ngebut di jalur lurus masih memungkinkan Anda untuk mendapatkan background blur pada 1/250 detik, akan tetapi Anda mungkin harus menggunakan 1/60 untuk mendapatkan blur yang sama untuk obyek orang yang sedang lari. (kata Oom Wiki)

Taransper: Pahlawan Devisa & Bersyukur

Taransper.

Begitu yang tertulis di secarik kertas yang dipegang seorang TKI pekerja konstruksi di depanku. Tertulis di situ nama tujuan, alamat dan tulisan “taransper *jumlah uang*”  lalu nama si pengirim.

Aku sempat mengintipnya ketika antri kurang lebih 40 menit di Gulf Exchange, Souq Najada, hari Jumat 6 Februari. Salah waktu. Mungkin iya. Lupa kalau jumat adalah harinya rekan-rekan buruh kita. Gedung Gulf Exchange sangat penuh sehingga antrian mengular kesana kemari terutama di antrian Western Union yang gabung dengan BNI. Tapi gak apa-apa justru aku mensyukuri karena selama 40 menit aku mendapat banyak hal hasil kupingan selama mengantri itu.

Lalu selaput gendang ini menerima ocehan dari sesame mereka mengenai:

·         Asal-usul mereka: Bireun, Indramayu, Cirebon, Serang….

·         Pekerja yang sudah tiga tahun tidak pulang ke keluarganya

·         Polah pekerja Indonesia yang susah antri di bus

·         Susahnya masuk kompleks Al Khor Community

·         Pekerja yang menyebut “Pertamina” untuk memaksudkan refinery di Ras Laffan.

“Kerja di mana kamu?”

“Konstruksi”

“Gedung ya?”

“Bukan! Pertamina di Ras Laffan”

“Ooo…”

·         Perbedaan kurs uang di perusahaan2 exchange

·         Debat mengenai asal kasir: Indonesia atau Filipino.

      “Indonesia kok dia. Dari Indramayu” (sok pedenya)

“Tapi kok kayak orang Manado ya?” (penasaran mode on)

(Gubrak)

Sisi lain. Selama 40 menit itu pula Allah seolah memberiku pelajaran mengenai bersyukur. Ketika aku melihat jumlah yang mereka kirim: 135, 400, 200…lalu membandingkan dengan uang yang aku bawa saat itu, aku disadarkan bahwa masih banyak rekan-rekan yang dari sisi finansial di bawah kita, bahwa masih banyak yang bekerja sekedar untuk bertahan hidup sampai mengorbankan banyak hal. Aku berkaca dari mereka. Mari bersyukur…

In other side of coin, banyak hal positif yang aku lihat dari mereka: Optimisme, keceriaan, dan semangat bertahan hidup di negeri orang dengan bekal skill seadanya. Merekalah yang mengalirkan devisa tak putus-putus ke negara kita, merekalah yang membuat sekian banyak orang dan keluarga di tanah air bertahan hidup, dan merekalah yang membantu pemerintah setidaknya mengurangi angka pengangguran di tanah air. Hidup pahlawan devisa!